Thursday, September 25, 2014

Abortus Insipiens

ABORTUS INSIPIEN
A.    Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, yaitu sebelum usia kehamilan 28 minggu dan sebelum janin mencapai berat 1000 gram.
Abortus insipien adalah abortus yang sedang mengancam di mana telah terjadi pendataran serviks dan osteum uteri telah membuka akan tetapi hasil dari konsepsi masih berada di dalam kavum uteri.
Abortus insipien yaitu peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. (wiknjosastro, 2002 :305 )

B. Etiologi 
1.      Kelainan ovum
Menurut Hertig dan kawan-kawan, pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan, menurut penyelidikan mereka dari 1000 abortus spontan maka 48,9% disebabkan karena ovum yang patologis. 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio dan 9,6% disebabkan oleh plasenta yang abnormal. 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang dikarenakan kelainan ovum berkurang kemunngkinannya jika kehamilan lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus, makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum.
2.      Kelainan genetalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita :
• Anomaly kongital (hipoplasia uteri)
• Kelainan letak dari uterus, seperti retrofleksi uteri fiksata
3.      Gangguan sirkulasi plasenta
Di jumpai pada ibu yang menderita penyakit seperti hipertensi, nefritis
4.      Penyakit-penyakit ibu, misalnya: penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam tinggi seperti tipoid, pneumonia
5.      Antagonis rhesus
Yaitu pada antogonis rhesus darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus
6.      Rangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi, misal: terkejut, ketakutan, obat-obatan dan lain-lain.
7.      Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemi dan lain-lain.

C. Patologi
Pada permulaan terjadi pendarahan dalam desidua basalis diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian hasil konsepsi terlepas karena dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena vili korealis belum menembus desidua basalis terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak dalam sehingga sebagian keluar dan sebagian tertinggal karena itu akan banyak terjadi pendarahan.

D. Tanda dan gejala
• Perdarahan lebih banyak
• Perut mules (sakit) lebih hebat dikarenakan kontraksi rahim kuat
• Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan/ hasil konsepsi dapat diraba.
Gambaran klinik :
Apabila setelah abortus pendarahan makin banyak dan disertai rasa mules yang semakin sering semakin kuat dan semakin dirasakan sakit disertai dilatasi servik. Hasil konsepsi seluruhnya masih berada di dalam kavum uteri. Dengan semakin kuatnya kontraksi uterus serviks terbuka dan semakin banyak pendarahan dan pada suatu ketika hasil konsepsi terdorong keluar dari kavum uteri.

E. Tindakan yang dilakukan pada abortus insipiens
• Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin
• Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya di sertai dengan perdarahan, dan pengosongan uterus memakai kuret vakum, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam, dan suntikan ergometrin 0,2 mg IM.
• Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam dextrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
• Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

F. Komplikasi
• Anemi oleh karena perdarahan
• Perforasi karena tindakan kuret
• Infeksi
• Syok pendaran atau syok endoseptik
Resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dengan NACL atau RL disusul dengan transfusi darah

G. Hal-hal yang harus diperhatikan ibu hamil saat terjadi pendarahan pada trimester I
• Jika pendarahan sedikit, seperti bercak-bercak darah pada menstruasi, maka dianjurkan untuk ibu hamil agar beristirahat tirah baring
• Jika perdarahan semakin lama semakin banyak, maka lebih baik periksakan segera ke rumah sakit.


Referensi :
Arias F. Early Pregnancy Loss. In Practical Guide to High Risk Pregnancy and Delivery. St lois, Mosby Year Book, 1993.
Manuaba, ida bagus Gde. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obestetri, Ginekologi dan KB. Copy editor, Lia Astika Sari. – Jakarta: EGC, 2001
Cunningham FG, Macdonald PC,Gant NF. Abortion. IN Williams Obstetrics. Ed. Appleton Lange, 1997